Dinas Pendidikan Sumatera Utara meminta kepala sekolah SMAN 8 Medan menganulir keputusannya terhadap seorang siswi yang tinggal kelas. Jika tidak, ada potensi dicopot dari jabatan.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara Abdul Haris Lubis mengaku telah memeriksa Kepala SMAN 8 Medan Rosmaida Purba. Hasilnya terdapat kelalaian dalam membina siswi MSF.
"Jadi Senin saya sudah tandatangani, menyurati kepsek untuk mengevaluasi keputusannya, supaya dianulir (bila tidak dilaksanakan) akan kita ambil tindakan, bisa saja (dicopot)," kata Haris, Selasa (25/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haris lalu menjelaskan kronologi dan penyebab sebenarnya MSF tinggal kelas. Mulanya, orang tua dari MSF protes ketika pengambilan rapor lantaran anaknya dinyatakan tinggal kelas.
Orang tua kecewa karena selama ini sang anak meraih nilai yang baik. Namun pihak sekolah beralasan MSF tinggal kelas karena absennya yang banyak.
ADVERTISEMENT
"Siswi ini tidak naik kelas karena persoalan absensi, bukan pelaporan pungli. Jadi sebenarnya poin itu memang ada di kriteria kenaikan kelas itu, berdasarkan aturan oleh sekolah masing masing bersepakat," kata Haris.
Haris mengatakan kriteria kenaikan kelas tersebut seharusnya dilakukan sejak awal ajaran baru dan disosialisasikan kepada seluruh guru, murid dan orang tua.
Haris menyebutkan siswi MSF tidak masuk sekolah selama 34 hari. Akan tetapi, pihak SMAN 8 Medan lalai karena tidak melakukan pembinaan meski siswi tersebut berlarut-larut tidak hadir.
"Siswi itu tidak masuk sekolah 34 hari, tetapi kelalaian selanjutnya kalau ada siswa tidak masuk 3 hari dipanggil dong, diberi tahu orangtuanya. Itu namanya pembinaan, namun pembinaan ini tidak terjadi," terangnya.
Haris meminta agar kepala sekolah SMAN 8 Medan meninjau kembali keputusannya yang membuat siswi MSF tinggal kelas. Jika tidak, Rosmaida terancam dipecat dari jabatannya sebagai kepala sekolah.
Sebelumnya, dalam video yang viral di media sosial, Choky Indra selaku ayah dari MSF mendatangi SMAN 8 Medan saat pembagian rapor. Dia memprotes kebijakan pihak sekolah yang membuat anaknya tinggal kelas.
Menurut Choky, selama ini putrinya yang duduk di Kelas XI MIA 3 itu memiliki nilai bagus dan termasuk berprestasi. Dia curiga ada faktor lain yang membuat anaknya dibuat tinggal kelas oleh pihak sekolah.
"Anak saya berprestasi, nilainya bagus tapi tinggal kelas alasannya karena absen. Tapi mereka bilang absen anak saya banyak, makanya enggak naik kelas. Kuat dugaan anak saya tak naik kelas karena saya laporkan kepsek di kasus korupsi," ungkapnya.