Lurah: Pernah Kaya, Pemilik Rumah Mewah Cakung Sempat Tolak Bantuan

CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2023 17:46 WIB
Lurah menyebut pemilik rumah mewah terbengkalai di Cakung, Jakarta Timur, Eny, beberapa kali menolak bantuan warga dan pemerintah.
Rumah mewah terbengkalai di Cakung Jakarta Timur. (CNN Indonesia/Lina Itafiana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin menyebut pemilik rumah mewah terbengkalai di Cakung, Jakarta Timur, Eny Sulkaesih (58) kerap menolak bantuan baik dari warga setempat maupun pemerintah lantaran merasa mampu mencukupi kehidupan sehari-hari.

Slamet menduga Eny gengsi menerima bantuan tersebut dan memilih hidup tanpa listrik dan air selama bertahun-tahun. Sebab, Eny sebelumnya merupakan orang yang berada.

"Iya begitu (menolak bantuan dan hidup tanpa listrik) karena kan dia itu kan awalnya orang berada. Jadi enggak mau dibantu," kata Slamet di Komplek PLN, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Slamet mengklaim warga sekitar kerap memberikan bantuan kepada Eny, namun ditolak secara mentah-mentah.

Warga lantas berupaya agar bantuan itu tersalurkan dengan memberikan pekerjaan kepada anak semata wayang Eny, Pulung Mustika Abima alias Tiko (23) sebagai petugas keamanan komplek.

ADVERTISEMENT

"Tiko adalah anak yang penurut dengan ibu. Apa-apa harus izin ke ibunya. Dia tinggal di sini, dari lingkungan si Ibu Eny kalau dikasih bantuan sosial enggak mau," ujarnya.

"Tapi kita namanya lingkungan supaya bantuan bisa nyampe ke Ibu Eny gimana, yaitu si Tiko kan diberdayakan sebagai petugas keamanan lingkungan," sambungnya.

Bantuan dari warga, kata dia, diberikan saat Tiko tengah bekerja. Pasalnya, jika bantuan itu disalurkan secara langsung oleh pihak RT hingga ibu-ibu PKK, Eny menolak.

"Jadi si Tiko yang suruh ambil, dibawa. Jadi dia yang masukin ke dalam. Kalau yang anter ibu-ibu kader PKK, RT, RW, pengurus lingkungan enggak akan mau," ucapnya

Lebih lanjut, Slamet menuturkan warga sekitar juga memberikan bantuan air bersih. Selain itu, Tiko juga menadah air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.

"Selama ini untuk keperluan air bersih dari tetangga. Untuk mandi mencuci air dari tetangga. Terus kalau hujan ada air hujan juga dimanfaatkan juga," kata Slamet.

Menurut Slamet, Tiko merupakan anak yang berprestasi. Tiko bahkan sempat mendapatkan beasiswa sebelum memutuskan untuk putus sekolah pada kelas 1 SMP karena keterbatasan ekonomi.

Kemudian, pengurus RT 06 RW 02 Jatinegara berupaya agar Tiko dapat kembali menempuh pendidikan. Tiko lantas dibiayai untuk sekolah Paket C.

"Akhirnya sama lingkungan diusahakan biar bisa sekolah. Dibiayai Paket C dan lingkungan mengajar Tiko agar sekolah mobil. Jadi Tiko diberdayakan sama lingkungan kalau ada yang perlu bepergian bisa jadi sopir. Sehingga ada penghasilan. Itu dipakai untuk membiayai ibunya," ujarnya.

Rumah mewah terbengkalai tersebut, sebelumnya menyimpan barang-barang mewah. Namun, karena keterbatasan ekonomi, Tiko terpaksa menjual barang-barang itu demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Bu Eny ini kan dulunya ini termasuk orang yang mampu. Barang-barang pun branded semua ya. Sedikit banyak ini sudah dijual untuk biaya kehidupan dan keperluan sehari-hari. Oleh Tiko dijual seizin dan disuruh ibunya," pungkasnya.

Tiko merawat sang ibu diduga mengalami depresi selama 12 tahun di rumah mewahnya yang terbengkalai tersebut. Keduanya hidup tanpa listrik dan air bersih selama bertahun-tahun.

Tiko merawat ibunya sejak 2010 tepat setelah sang ayah pergi meninggalkan mereka hingga kini tak kembali.

"Udah kurang lebih 12 tahunan (merawat ) dari tahun 2010. Kan papah pergi udah hampir 12 tahun," kata Tiko saat ditemui di rumahnya di Komplek PLN, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1).

Tiko mengatakan setelah kepergian sang ayah, kondisi kesehatan jiwa ibunya mulai terganggu dan mengalami depresi.

Tiko menduga kondisi ibunya yang mengalami depresi dipicu oleh kepergian ayahnya dan diperparah dengan usaha keluarga yang mendadak bangkrut. Kondisi itu pun membuat Tiko harus putus sekolah sejak kelas satu SMP.

(lna/DAL)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER