Harga Minyak Merosot Usai AS Rilis Data Cadangan Strategis

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jun 2024 09:12 WIB
Harga minyak merosot di awal perdagangan Kamis (27/6) uisa AS merilis data cadangan strategis yang angkanya mengejutkan pasar.
Harga minyak merosot di awal perdagangan Kamis (27/6) di tengah kekhawatiran lambatnya permintaan Amerika Serikat (AS) setelah mendadak tambah cadangan strategis. (Dok. Pertamina)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak merosot di awal perdagangan Kamis (27/6) di tengah kekhawatiran lambatnya permintaan Amerika Serikat (AS) setelah mereka merilis data cadangan strategis yang mengejutkan pasar.

Kini, cadangan minyak mentah Paman Sam melonjak. Pasar khawatir permintaan minyak dari AS yang merupakan konsumen terbesar turun.

Minyak mentah berjangka Brent turun 30 sen atau 0,4 persen menjadi US$84,17 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS (WTI AS) kehilangan 32 sen atau 0,4 persen menjadi US$80,58 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peningkatan persediaan minyak mentah dan bensin di AS membebani pasar, karena kekhawatiran melemahnya permintaan," kata ekonom senior NLI Research Institute, Tsuyoshi Ueno, dikutip Reuters, Kamis (27/6).

ADVERTISEMENT

"Tetapi pasar berada dalam situasi tarik-menarik, (kenaikan) didukung oleh prospek bahwa eskalasi pertempuran antara Israel dan Hizbullah dapat menghambat pasokan," tambahnya.

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan lonjakan stok minyak mentah AS sebesar 3,6 juta barel pada pekan lalu. Angka ini mengejutkan para analis yang memperkirakan penurunan stok minyak mentah sebesar 2,9 juta barel. EIA juga mencatat stok bensin AS naik 2,7 juta barel. Sementara, ekspektasi analis ada penurunan sebesar 1 juta barel.

Di Timur Tengah, pasukan Israel menggempur beberapa daerah di Gaza, Palestina, pada Rabu kemarin (26/6).

Selain itu, ketegangan geopolitik lintas batas antara Israel dan Hizbullah di Lebanon, memicu kekhawatiran akan perang besar-besaran yang dapat menarik kekuatan regional lainnya, termasuk produsen minyak utama Iran.

Apalagi, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan negaranya berdiri dalam solidaritas dengan Lebanon dan meminta dukungan negara-negara kawasan.

[Gambas:Video CNN]

(pta/pta)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER