Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid membeberkan dampak pelemahan nilai tukar rupiah hingga mencapai Rp16.400 per dolar AS terhadap pelaku usaha.
Menurutnya, makro ekonomi Indonesia masih berada dalam kondisi yang baik. Kendati demikian, anjloknya mata uang garuda tetap harus diwaspadai.
"Kalau dibilang secara makro ekonomi, kita baik-baik saja. Tapi harus waspada. Waspadanya adalah apapun yang terjadi sekarang di luar, efek itu sangat cepat kepada Indonesia," kata Arsjad di gedung Transmedia, Jakarta Selatan, Jumat (28/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsjad menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh faktor eksternal. Ia meminta agar masyarakat turut melihat fluktuasi kurs dolar AS dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
ADVERTISEMENT
"Kita jangan membuat keadaan itu menjadi ricuh. Jadi kita lihat dari sisi positifnya. Maka yang paling penting saya katakan pemerintah dan Bank Indonesia menurut saya sudah lebih siap dibandingkan dahulu kala," ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah kini jauh lebih siap dalam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah dibandingkan saat krisis moneter 1998 lalu.
"Jadi jangan disamakan apa yang terjadi pada 1998 dulu. Kesiapan itu berbeda dengan hari ini," tegasnya.
Rupiah terus merosot selama beberapa waktu terakhir. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bahkan sempat mendekati Rp17 ribu.
(lna/pta/bac)