Head of Ericsson Indonesia Krishna Patil buka-bukaan soal perkembangan jaringan 5G hingga peluang mengadopsi teknologi 6G di Tanah Air.
Krishna, saat ditemui di sela-sela acara Imagine Live Indonesia 2024 di Hotel Four Seasons, Jakarta, Selasa (28/5), mengatakan bahwa Ericsson merupakan pemimpin teknologi jaringan seluler di Indonesia. Ia mengatakan perusahaan bukan baru ini saja mengembangkan jaringan 5G di dalam negeri.
"Kami adalah yang pertama mengembangkan setiap teknologi dan masuk ke Indonesia. Sekarang, pada fixed broadband juga, saya katakan, Anda tahu, kami memulai perjalanan, fixed mobile, dan komunikasi seluler akan hidup berdampingan, begitu juga dengan komunikasi satelit," kata Krishna saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (28/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia Ericsson sudah hadir di Indonesia jauh sebelum era 2G, hingga kini 5G dan menjelang penggunaan teknologi 6G. Ia mengatakan setiap perkembangan teknologi di Indonesia adalah hal baik untuk kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Krishna juga berbicara mengenai perkembangan jaringan 5G di Indonesia. Ia menjelaskan Ericsson merupakan perusahaan pertama yang melakukan uji coba jaringan 5G di dalam negeri pada 2021.
"Dan sejak saat itu, di spektrum 4G, kami telah meluncurkan jaringan 5G di Indonesia. Kami sudah mulai meluncurkan, tetapi kekuatan utama dari 5G, manfaat utama dari 5G akan dimulai setelah kami mulai melihat, hanya sejak kami menggunakan 5G di mid-band," ungkap dia.
Tidak hanya itu, Krishna mengatakan Ericsson selama ini sudah menjadi bagian dalam pengembangan jaringan telekomunikasi, khususnya seluler di Indonesia. Ia meyakini ada peran Ericsson dalam mendukung infrastruktur nasional.
"Kami telah menjadi bagian dari pengembangan tersebut. Kami memiliki Pusat Inovasi 5G yang didirikan di PIDI 4.0 dengan Menteri Perindustrian," paparnya.
"Dan kami bekerja sangat erat dengan semua teknologi 5G, dengan semua operator. Jadi keterlibatan kami akan jauh lebih tinggi dan kami akan terus berkontribusi dan terus berinvestasi dalam teknologi 5G, pengembangan serta inovasi di negara ini," imbuh Krishna.
Krishna, saat menyampaikan kata sambutan di acara Imagine Live 2024 menekankan akses secara tepat waktu terhadap spektrum pita sedang yang terjangkau akan menjadi pendorong penting untuk mempercepat penyebaran 5G dan mendapatkan manfaat penuh dari konektivitas bagi Indonesia.
Ia juga menegaskan pentingnya mendapatkan kejelasan mengenai waktu untuk alokasi spektrum pita sedang dan persyaratan alokasi yang ramah investasi sebagai katalisator untuk mempercepat penyebaran 5G di Indonesia.
Merujuk GSMA, dari tahun 2024-2030, 5G diperkirakan akan berkontribusi lebih dari 41 miliar USD terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) bagi perekonomian Indonesia.
"5G akan memberdayakan Indonesia untuk mengembangkan potensi Industri 4.0 dan akan menjadi fondasi untuk mewujudkan agenda pemerintah menuju visi Indonesia Digital 2045," kata dia.
Namun demikian, ia mengungkap bahwa masih ada langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperluas jaringan 5G di Indonesia. Pasalnya, saat ini masih banyak yang beranggapan bahwa jaringan 5G belum terlalu dibutuhkan di Indonesia, terutama karena investasinya yang dianggap mahal.
"Saat spektrum tersedia dengan harga yang lebih terjangkau dan dengan cara yang lebih bersih bagi operator. Para operator dapat menggunakan jaringan 5G," jelas Krishna.
"Sehingga kami mengharapkan sekitar tahun 2025 atau lebih. Penggunaan 5G sudah terlihat di tempat lain di dunia. Jadi, salah satu penggunaan langsung adalah broadband seluler yang ditingkatkan, yang mengurangi lalu lintas 4G," lanjutnya.
Krishna juga bicara soal komitmen Ericsson untuk mendukung transformasi digital di Indonesia. Menurutnya sejak awal perusahaan sudah menaruh komitmen kuat untuk terus membantu Indonesia untuk lebih maju di bidang teknologi.
Apalagi, kata dia, Ericsson sudah banyak berinvestasi di Indonesia dan hal itu akan terus berlanjut. Krishna juga mengungkap pihaknya siap untuk terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung transformasi digital.
"Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah, kami akan terus bekerja sama dengan industri, dan mencoba mengembangkan solusi yang lebih inovatif dan menerapkannya, serta kami akan terus bekerja sama dengan semua penyedia layanan di Indonesia," ujarnya.
Dalam perbincangan itu, CNNIndonesia.com sempat bertanya mengenai peluang 6G di Indonesia. Mengingat, belum lama ini Jepang sudah melakukan uji coba jaringan 6G.
Demo teknologi yang dilakukan konsorsium telekomunikasi Jepang menunjukkan purwarupa perangkat nirkabel 6G dapat mencapai kecepatan transfer data hingga 100 Gbps.
Lalu, apa jawaban Krishna soal uji coba 6G di Jepang dan peluang membawa teknologi itu ke Indonesia?
"Kami melihat 6G akan datang. Penyebaran pertama mungkin akan dimulai sekitar tahun 2030. Itulah kerangka waktu yang kami lihat. Standardisasi dan lainnya, industri sedang bersiap-siap untuk itu. Dan kami juga berkontribusi pada 6G dengan sama baiknya. Jadi Jepang sangat menyambut baik, Jepang dan perusahaan-perusahaan lain juga akan masuk ke dalam 6G," jawab Krishna.
"Jadi 6G akan mulai masuk ke jaringan yang berbeda, jaringan yang lebih dapat diprogram, arsitektur yang lebih terbuka seperti yang bisa kita lihat. Jadi, penerapan awal yang kita lihat sekitar tahun 2030 dan seterusnya. Dan 5G memiliki masa pakai hampir 10 tahun lagi, dan lebih lama lagi. Saya pikir itu sudah cukup," pungkasnya.
(tim/dmi)